LAWAKAN GUS DUR

GUS DUR 

Jawaban Ho..oh

Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."
Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, "Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar."
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho..oh!"


Semua Presiden RI KKN

Humor Gus Dur tentang Presiden Megawati KKN menghebohkan nusantara, sejak harian Jawa Pos melalui jaringan Jawa Pos Network-nya memuat pernyataan Gus Dur di Jawa Timur bahwa semua presiden RI KKN, dari presiden pertama hingga presiden Megawati.
Bermula dari khutbah pernikahan putra Hj. Diana Susilowati yang akrab dipanggil Ning Sus, di lingkungan Pondok Pesantren Zainul Hasan Pajarakan Probolingo Jawa Timur, Ahad (25/8/2002). Kendati ia berpidato di atas kwade (pentas penganten Jawa), namun belum satu menit berpidato, dia langsung membuat guyonan politik. Katanya, baik presiden yang pertama maupun yang terakhir ini semuanya KKN (tentu saja KKN dimaksudkan untuk istilah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
“Kok bisa?” tanya Gus Dur. “Ya, presiden pertama (Soekarno, red.) itu saya katakan Kanan Kiri Nona. Presiden kedua (Soeharto, red.), juga KKN, tapi yang ini Kanan Kiri Nabrak. Yang ketiga (Habibie, red.) malah lebih parah lagi, Kecil Kecil Nekad. Yang keempat anda sudah tahu semua, yakni Kanan Kiri Nuntun. Dan yang terakhir, yang satu ini (sambil tertegun beberapa saat) Kayak Kuda Nil.” Dan disambut tertawa gerr sekitar 4000-an hadirin.
Tertawa pun semakin berkepanjangan saat Wahid merinci, Kuda Nil itu memiliki ciri-ciri tertentu yakni bertubuh besar, senang berendam, kerang gerak dan jarang ngomong. “Saya kira, presiden yang sekarang ini (Megawati) ternyata KKN juga. Tetapi KKN-nya: Kayak Kuda Nil,” kata Wahid disambut tertawa dan tepuk tangan.


Dicium Artis Cantik

Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pakai kulo nuwun alias permisi.
Kisah ini diceritakan Gus Mus, kiai kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah. Menurut Gus Mus, aksi artis cantik itu jelas membuat beberapa di antara mereka yang hadir langsung kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.
"Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?" ujar Gus Mus.
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele. "Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan kepingin," ujar Gus Dur.


Awas, Tiang Listriknya Bengkok

Suatu kali, Gus Dur bepergian bersama kiai NU dengan naik bus. Ada seorang kiai dikenal gemar menyandarkan tangannya di jendela mobil. Kadang sampai tangannya keluar jendela.
Dan betul saja, tangan kiai itu keluar dari jendela. Kebetulan Gus Dur melihatnya. Lalu dia pun mengingatkan kiai itu agar memasukkan tangannya, supaya tidak cidera kalau-kalau tangannya itu tidak menyenggol tiang listrik. Tapi kiai itu menolak.
Merasa jengkel peringatannya tak dihiraukan, akhirnya Gus Dur bilang, "tolong Pak Kiai, tangannya jangan dikeluarkan, kalau kesenggol tiang listrik, tiangnya bisa bengkok."
Sang kiai segera memasukkan tangannya. Tampaknya dia puas setelah "kesaktiannya diakui."


Orang NU Gila

Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Dai kok Menangkap Imam
“Coba saya tanya, adakah dalil yang membolehkan seorang dai menangkap seorang imam?
Tapi, ini benar-benar terjadi di Indonesia. Dai yang menangkap itu adalah Da’i Bachtiar (Kapolri saat itu, Red.) dan yang ditangkap adalah Imam Samudra,” kata Gus Dur terkekeh.


Humor Polisi

Humor lain yang diingat banyak orang adalah kritikan dalam bentuk lelucon yang dolintarkan saat banyak pihak mempertanyakan moralitas polisi, yang masih bisa berlaku dengan saat sekarang walaupun humor ini dilontarkannya setyahun silam.
“Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng (alm. Hugeng Imam Santoso, bekas Kapolri, red.) patung polisi dan polisi tidur,” selorohnya.


Agama 'Khong Guan'

Saat Gus Dur pergi ke Madura, dapat undangan acara, dan ceramah di depan masyarakat.
Sepulang dari Madura, Gus Dur bercerita. "Kata beliau, masyarakat Madura sekarang sudah mengakui ada enam agama di Indonesia. Pertama, kata Gus Dur kepada orang Madura, adalah agama, Is? orang-orang yang hadir menjawab serempak, lam..!"
"Kemudian agama kedua, kata Gus Dur, 'agama Kris? orang-orang jawab lagi dengan serempak, tennn..! Ini ada Katolik dan Protestan. Agama keempat agama Bu? dijawab Dhaa..! Kelima Hin? dijawab serempak, Duu..!'"
Nah, giliran agama keenam ini Gus Dur cerita serius. "Kata beliau, orang-orang Madura juga sudah mengakui agama keenam. Agama keenam agama Kong? Dijawab serempak, Guann..!"


Nakal Dijewer

Dalam suatu apel pagi, seorang komandan sedang mengetes anak buahnya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Komandan, “Apa yang kamu lakukan jika kamu berhadapan dengan musuh dalam jumlah yang sangat besar?!!
Rucah: “Langsung saya serang Pak!!!
Komandan: Salah! Kamu harus melaporkan pada pasukanmu supaya dapat menyerang bersama-sama. Lalu bagaimana jika kamu berhadapan dengan seekor babi hutan yang jinak?!
Rucah: “Saya melaporkan pada pasukan saya supaya dapat menyerang bersama-sama Pak!”
Komandan: Salah! Kamu harus menjewer kupingnya supaya tidak nakal! Lalu apa yang kamu lakukan jika berhadapan dengan saya?”
Rucah: “Langsung saya jewer kupingnya pak, biar tidak nakal!!!”
Komandan: “???”


Mati Ngerokok

Semasa belajar di Mesir, Gus Dur punya teman asal Aceh, namanya Yas. Kamar mereka bersebelahan. Orang ini, tutur Gus Dur, betul-betul perokok berat. Ke mana pun dia pergi, pasti di kantongnya selalu terselip dua bungkus rokok. Satu sudah dibuka, satu lagi buat cadangan.
“Bagi dia, ngerokok itu jangan sampai ketelatan,” tutur Gus Dur. “Makanya si Yas selalu bawa dua bungkus.”
Saking sayangnya pada temannya ini, Gus Dur menasihatinya, “Yas, apa kamu enggak pernah baca tulisan di majalah bahwa tiap satu batang rokok itu bisa memendekkan umur 30 detik?”
“Lho, kamu ini gimana. Sekarang coba kamu itung sudah berapa tahun umurmu diperpendek oleh rokok itu.”
Sambil menyulut sebatang lagi, Bung Yas menimpali, “Ya, tapi kalau saya enggak merokok, besok saya bisa mati.”


Semua Teroris Sudah Jadi Menteri

Bukan Gus Dur bila di setiap pidato tidak menyelipkan guyonan hingga membuat orang terpingkal-pingkal. Guyonan Gus Dur ini biasanya berupa joke-joke ataupun sentilan-sentilan terhadap kelakuan sejumlah pejabat.
Saat membuka acara konsolidasi nasional PKB di Hotel Saripan Pasific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (29/1/2006), Gus Dur memberikan sambutan, ia memberikan berbagai komentar yang saat ini terjadi di tanah air. Salah satunya ketika membahas soal teroris-teroris di Indonesia.
Menurut Gus Dur, aksi teroris saat ini sudah tidak ada lagi. Kenapa demikian? Karena semua teroris sudah jadi menteri,” kata Gus Dur disambut tawa hadirin.
Siapa teroris yang jadi menteri itu, mereka adalah yang dulu pekerjaannya menakuti rakyat Indonesia. Gus Dur juga mengkritik pemerintah di bawah Presiden SBY yang dinilai kurang tegas menangani kasus Timor Leste. “Jadinya kita menjadi bangsa yang jadi bahan tertawaan orang. Masak Timor Leste yang kayak itu saja mereka bisa permainkan kita,” katanya.

Menghitung jumlah peserta seminar dengan Shalawat

Seperti biasa aja, Gus Dur datang ke sebuah acara seminar dengan gaya naturalnya. Dan waktu itu Gus Dur membuka acara dengan meminta para hadirin untuk membaca shalawat untuk Nabi terlebih dahulu. Begitu suasana sudah hening lagi setelah beberapa saat pada semangat baca shalawat, Gus Dur langsung membuka satu rahasia.
“Tujuan shalawat tadi, selain dapat ganjaran (pahala), juga biar saya jadi tahu berapa banyak peserta yang hadir. Habisnya saya kan nggak ngeliat. Ya udah, dengan shalawat saja,” terang Gus Dur.


Shalat di Amerika

Dalam acara Kick Andy di Metro TV, Gus Dur tampil dengan gaya ‘asal njawab’, tapi tetap saja ada sisi yang menarik dan khas dari seorang Gus Dur, terutama dalam hal cerita guyonnya. Inilah guyonan Gus Dur:
Ada seorang wanita muslim yang baru aja pergi ke Amerika. Oleh orang sana, dia ditanya: “Mam, do you like salad?”
Lalu si wanita menjawab: “Yes, five times a day”.
Pengunjung pun tertawa serempak.


Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD (buku Setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit) tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong, tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.


Radio Islami

Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah. “Lho kang, ngopo (kenapa) ngamuk-ngamuk mbanting radio?” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan. “Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Al-Qur’an terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampeyan tahu ini radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya ‘all-transistor’, pakai ’Al’.”


Gus Dur, Bill Clinton, dan Jacques Chirac

Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan.
Seperti biasa... setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: “Wah kita sedang berada di atas New York!”
Presiden Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”
“Itu.. patung Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. “Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!”, katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: “Wah... kok bisa tau juga?”
“Itu... menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat...
“Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”, teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
“Ini... jam tangan saya ilang...”, jawab Gus Dur kalem.


Membuat Anjing Clinton Menangis dan Stress

Suatu ketika pada waktu Gusdur menjabat sebagai Presiden RI, Beliau diundang oleh Presiden AS Bill Clinton ke White House. Di tengah-tengah pembicaraan muncullah seekor anjing peliharaan Bill Clinton. Bill yang dikenal sebagai penyayang binatang itu langsung memperkenalkan anjingnya kepada Gusdur.
Bill : Gusdur, lihatlah saya punya anjing yang sangat pintar, dia bisa menuruti apa yang saya perintahkan. Gusdur : Masa iya? Saya ingin tahu.
Bill : Coba anda perhatikan. Sit Down! (anjing itu langsung duduk)
Bill : Stand up! (anjing itu langsung berdiri)
Bill : Walk around!(anjing itu langsung berjalan keliling-keliling)

Bill : Lihat! Hebat bukan?
Gusdur : Gitu aja kok repot. Saya yang baru ketemu saja bisa lebih baik
dari itu.
Bill keheranan mendengar jawaban Gusdur.
Bill : Boleh Anda buktikan ucapan Anda?

Gusdur : Silahkan.
Bill : Coba Anda buat dia menangis
Gusdur berbisik kepada anjing : Ssstt... ssttt....
Anjing itu langsung menangis sedih. Bill terheran-heran.
Bill : Sekarang coba buat dia tertawa
Gusdur berbisik kepada anjing : Ssstt... ssttt....
Anjing itu langsung tertawa terbahak-bahak. Bill kembali terheran-heran. Ia memikirkan cara supaya Gusdur gagal memerintah anjingnya.

Bill : Nah... sekarang coba bikin dia supaya stress berat...
Gusdur berpikir sejenak. Lalu dia berbisik kepada anjing tersebut Ssstt... ssttt..., sang anjing pun langsung loncat ke sana kemari sambil teriak histeris, naik ke atas meja, ke atas lemari sampai akhirnya dia melompat ke luar jendela dan jatuh ke tanah. Bill Clinton kembali terheran-heran dan ia akhirnya mengakui kehebatan Gusdur sambil bertepuk tangan.

Bill : Boleh saya tahu apa yang Anda bisikkan sehingga anjing saya menangis begitu sedih?
Gusdur : Saya bilang, kasihan Indonesia, rakyatnya banyak yang miskin, jangankan untuk beli BBM, untuk makan sehari-hari saja mereka sangat kesulitan. Kamu beruntung dipelihara oleh Bill Clinton, bisa makan kapan saja kamu mau.

Bill : Oh... pantesan. Anda memang hebat. Lalu apa yang Anda bisikan sehingga anjing saya tertawa terbahak-bahak?

Gusdur : Saya bilang, orang Indonesia banyak yang pintar-pintar, sehat-sehat, mereka semua lebih pantas jadi presiden ketimbang saya. Tapi ternyata kok malah saya yang buta begini yang dipilih menjadi presiden.

Bill : Hahahaha... Jangankan anjing, saya juga ketawa. Anda memang jenius. Nah, lalu apa yang Anda bisikkan kepada anjing saya sehingga ia stress berat seperti itu?
Gusdur : Saya bilang, wahai anjing, saya ingin ajak kamu tinggal di Indonesia.

Bill : ?????????


Topi Yahudi

"Pak Peres, negeri Anda akan kaya raya jika mau mengimpor kutang dari Prancis," usul Gus Dur pada Shimon Peres, Presiden Israel
"Kenapa, Pak Gus?" tanya Peres penasaran.
"Imporlah kutang dari Prancis. Sesampai di Israel, kutang itu dipotong jadi dua," Gus Dur menjelaskan. Peres makin penasaran.
"Nah, setelah dipotong jadi dua, baru dijual. Kutang yang aslinya hanya bisa dipakai satu orang, di Israel bisa dipakai dua orang, asal dipotong dulu. Dan itu artinya bisa mendatangkan untung lipat dua. Jangan lupa, tali-tali pengikatnya dibuang dulu," jelas Gus Dur tambah panjang.
"Mana bisa kutang dipotong jadi dua dan mendatangkan untung berlipat???" tanya Peres. Rasa penasarannya makin menjadi-jadi.
"Ya kan kalau sudah jadi dua, namanya bukan kutang lagi. Kalian bisa memakai kutang sebagai topi untuk pergi ke tembok ratapan," terang Gus Dur enteng.
"Hahahahahahahahaha.hahahaha" kali ini Peres paham, dan langsung tertawa terpingkal-pingkal.

Comments

Post a Comment

Tambahkan Komentar anda